logo Kompas.id
OpiniMenanti Gebrakan ”Bidenomics”
Iklan

Menanti Gebrakan ”Bidenomics”

Terpilihnya Biden sebagai presiden ke-46 AS tak akan banyak memengaruhi konstelasi global. Melemahnya pengaruh AS dalam kancah global harus dilihat dalam konteks perubahan situasi yang perlu respons berbeda tiap negara.

Oleh
A PRASETYANTOKO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/t7gxLohGPk750Zk04QR4rmJF43E=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2Fa7066027-7bc9-4750-b4f7-d8a986cd6dc8_jpg.jpg
AFP/ANDREW HARNIK

Presiden terpilih AS Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris menyampaikan sambutan di Wilmington, Delaware, AS, Sabtu (7/11/2020) setelah dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden.

Perjalanan Joe Biden menuju kursi presiden Amerika Serikat sama sekali tidak mudah. Perhitungan suara pemilihan presiden AS kali ini bisa jadi paling menegangkan karena begitu tipisnya perbedaan suara. Terlebih lagi, kemenangannya tak menjamin sirnanya pembelahan politik antara kelompok Republik dan Demokrat, baik di parlemen maupun masyarakat luas.

Kekalahan Donald Trump tak serta-merta membuatnya melenggang dari Gedung Putih begitu saja. Sejatinya, Biden tak sekadar berkompetisi melawan petahana Trump di ajang pilpres. Lebih jauh lagi, dia bertarung dengan sebuah pandangan politik yang sejak 2016 telah mendapat dukungan luas. Kalaupun Trump pergi dari Gedung Putih, tak begitu dengan Trumpisme. Dia akan bercokol di arena politik AS dan sangat mungkin kembali pada Pemilu 2024.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan