logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊSekam dari Tanah Papua
Iklan

Sekam dari Tanah Papua

Setiap ikhtiar untuk mengusulkan Papua Barat menjadi anggota PBB pasti akan diveto AS karena justru negara tersebutlah yang memfasilitasi Perjanjian New York yang melahirkan Pepera. Irian Barat menjadi bagian NKRI.

Oleh
HAMID AWALUDIN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Zy7wbiSlpEh9oOHfw8-jU2J22zM=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201102_1512120_1604314577.jpg
KOMPAS/FABIO MARIA LOPES COSTA

Tampak barang bukti senjata beserta tiga tersangka penyelundupan senjata ditampilkan di Markas Polda Papua, Jayapura, Senin (2/11/2020).

Sekam politik di tanah Papua seolah tak pernah padam. Ia muncul-tenggelam. Di tengah ikhtiar keras bangsa kita menangani pandemi Covid-19 untuk menyelamatkan nyawa manusia, pada 19 Oktober 2020, tiba-tiba Forkorus Yaboisembut, yang mengklaim diri presiden negara federasi Papua Barat, mendeklarasikan Papua Barat sebagai negara merdeka, keluar dari pangkuan NKRI.

Forkorus seolah mengaum, mengultimatum Presiden Joko Widodo untuk segera bernegosiasi dengan tenggat maksimal 2021. Jika tidak, katanya, ia akan menghubungi negara-negara Pasifik. Ia menganggap Papua Barat bukan bagian NKRI karena dulu koloni Belanda. Ia pun menantang bersedia melawan para ahli hukum internasional.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan