Sejarah, Humaniora dan Mata Kuliah Umum Perguruan Tinggi
Menurut saya, ikhtiar menjadikan ilmu sejarah sebagai bagian dari mata pelajaran lain patut disambut dengan baik, karena siswa langsung menyadari hubungan masa lalu dengan masa kini.
Membaca cerita di koran (Kompas, 2 Oktober 2020) bahwa Profesor Taufik Abdullah pernah kaget mendengar ocehan seorang peserta seminar yang menyatakan, βApakah kita akan mengekspor sejarah?β, dengan sindiran seolah-olah sejarah tidak penting karena tidak menghasilkan devisa, saya langsung teringat pada isi mata kuliah yang baru saya beri satu hari sebelumnya.
Kami sedang membahas buku populer dari filsuf Julian Baggini Making Sense. Philosophy behind the headlines (2002) [diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Making Sense Filsafat di balik headline berita (2003)]. Bab yang disoroti dalam kelas menceritakan needs (keperluan-keperluan kita sebagai manusia dan bagaimana mengukur nilai-nilai manusiawi).