logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บPesantren sebagai Simpul...
Iklan

Pesantren sebagai Simpul Peradaban Nusantara

Hari Santri perlu dijadikan momen untuk jihad mengembangkan peradaban yang humanistik sekaligus transendental untuk martabat serta kebahagiaan hakiki bangsa dan sesama.

Oleh
ABD A'LA
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/btUpGiJrLEWW3YkJogEUtEQciMA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2Ff4356dc2-ee39-47dd-80e9-b2b4a15e1696_jpg.jpg
Kompas/Agus Susanto

Aktivitas santri di Pondok Pesantren Maโ€™hadut Tholabah Babakan, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (5/9/2017). Ponpes yang didirikan tahun 1916 oleh KH Mufti bin Salim bin Abdur Rahman itu kini mempunyai sekitar 2.000 santri.

Hari Santri 22 Oktober 2020 diharapkan bermakna signifikan untuk umat, bangsa, dan NKRI. Saat Indonesia masuk ke era Revolusi Industri 4.0, dan akan memasuki usia 100 tahun, pesantren tentu perlu merumuskan kembali peran dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa dan mengawal NKRI.

Melalui reformulasi ini, pesantren diharapkan tetap jadi penyangga utama penyebaran Islam moderat, dan bersama unsur lain, bangsa dan negara mampu mengantarkan Indonesia sebagai negara yang benar-benar berdaulat dan bermartabat. Indonesia perlu diantar sebagai negara yang berperadaban unggul, setara dengan negara-negara maju, sekaligus menabur etik-moralitas luhur di jagat raya. Pesantren niscaya mengembangkan diri sebagai salah satu simpul peradaban Nusantara yang tidak hanya berkutat di bidang sosial-keagamaan, tetapi juga saintifik-teknologikal, bahkan industrial.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan