logo Kompas.id
›
Opini›Ironi Industri Olahraga
Iklan

Tajuk Rencana

Ironi Industri Olahraga

Liga Bola Basket Indonesia (IBL) bernasib sama dengan Liga Sepak Bola yang harus batal karena ketiadaan izin keramaian. Padahal, olahraga tanpa liga adalah ironi.

Oleh
Redaksi
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/4XdBymWRUYUY-n-Xcn5oghOlK2c=/1024x575/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F06a736cd-b02d-461e-a751-101a685c4425_jpg.jpg
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO

Suasana pertandingan di seri keenam kompetisi bola basket IBL di DBL Arena, Surabaya, Jawa Timur, awal Maret 2020, sebelum kompetisi ditunda sampai batas waktu belum ditentukan akibat pandemi virus korona. Hingga Oktober 2020, belum diketahui kapan IBL akan bergulir lagi, karena belum diterbitkannya izin keramaian oleh Polri.

Serupa dengan liga sepak bola, asa bergulirnya lagi IBL muncul September lalu. Ketika itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mendukung bergulirnya IBL selama mengutamakan aspek kesehatan (Kompas, 8/10/2020).

Seiring pembatalan liga sepak bola, sudah terasa di insan bola basket bahwa keputusan Polri terkait izin keramaian IBL bakal tak jauh beda dengan sepak bola. Meski sinyal sudah mengarah ke sana, datangnya kabar pembatalan itu tetap menyakitkan.

Editor:
adiprinantyo
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Ironi Industri Olahraga".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...