logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊRefleksi Hubungan...
Iklan

Refleksi Hubungan Vanuatu-Indonesia Pasca-Sidang PBB

Meski isu HAM sangat penting, namun hubungan bilateral Indonesia dan Vanuatu sesungguhnya luas dan dapat diperdalam (ekonomi, investasi, kebudayaan, olahraga, pembangunan, kemanusiaan).

Oleh
TANTOWI YAHYA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Kn2KLz5J6ln9mYbifDhLCqTNxv0=/1024x680/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2FSelandia2_1562584181.jpeg
KBRI WELLINGTON

Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga, Tantowi Yahya (kanan) menyalami para pemimpin Pasifik. Foto diambil pada Minggu (7/7/2019) di Wellington.

Sidang Umum (SU) PBB 2020 yang berlangsung dari tanggal 15 September diwarnai oleh pidato Perdana Menteri Vanuatu Bob Loughman yang menuduh Indonesia melakukan pelanggaran HAM di Papua. Meskipun hal ini bukan sebuah hal baru, sekurangnya sejak tahun 2004 negara di kawasan Pasifik tersebut selalu menyelipkan tuduhannya terhadap Indonesia di forum resmi PBB, tetapi fenomena ini selalu menarik perhatian publik di Tanah Air.

Publik tampak heran karena Vanuatu berani menantang negara kita yang jumlah penduduk dan luas daratannya hampir mencapai 1.000 kali lipat negaranya sendiri. Dalam tulisan singkat ini, Penulis bermaksud menguraikan fakta yang terdapat pada hubungan Vanuatu dan Indonesia.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan