logo Kompas.id
OpiniPalestina dan Peta Baru...
Iklan

Palestina dan Peta Baru Geopolitik Timur Tengah

Atas kepungan yang terjadi di Palestina, saatnya Indonesia lebih kedepankan pandangan keluar, berperan aktif bahkan progresif dengan mengambil inisiatif bagi penyelesaian menyeluruh atas ketegangan di Timur Tengah.

Oleh
HASTO KRISTIYANTO
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oSYzT017sKkvRRHS4ORsWWlOXnc=/1024x695/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F578634fc-a980-4b46-ba59-15d26ed1b7ab_jpg.jpg
REUTERS/KEVIN LAMARQUE

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerima tepuk tangan setelah mengumumkan kesepakatan damai antara Israel dan Uni Emirat Arab di Gedung Putih di Washington, AS, Kamis (13/8/2020). Kesepakatan yang diklaim Trump atas ”pertolongan dirinya” itu  akan mengarah pada normalisasi penuh hubungan diplomatik antara kedua negara Timur Tengah.

Penandatanganan hubungan diplomatik Uni Emirat Arab-Bahrain dan Israel menjadi pukulan bagi Palestina. Palestina perlu mencari strategi baru guna mewujudkan cita-cita negara merdeka (Kompas, 17/9/2020). Bagaimana sikap Indonesia atas peta baru geopolitik Timur-Tengah tersebut?

Kebijakan politik luar negeri Indonesia bertumpu pada pandangan geopolitik dengan tujuan membangun persaudaraan dunia (Soekarno, 1945). Dengan cara pandang ini, politik luar negeri Indonesia mengabdi pada upaya mewujudkan perdamaian dunia. Politik luar negeri ini tidak netral. Ia berpihak kepada kemerdekaan bangsa-bangsa. Sikap inilah yang menjadi landasan mengapa Indonesia selalu berjuang bagi kemerdekaan Palestina dalam pengertian yang seluas-luasnya.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan