logo Kompas.id
OpiniSejarah untuk Masa Depan
Iklan

Sejarah untuk Masa Depan

Sejarah tidak melulu cerita orang baik, juga tak hanya kisah para pemenang, pembesar, orang kaya, dan orang hebat. Sejarah adalah milik semua manusia. Siapa pun bisa menuliskan sejarahnya.

Oleh
HENDRI DALIMUNTHE
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zZAcVxMEVJvqN4oeHxl-MiCbDjI=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F20191105abk-foto-diskusi-jejak-manusia-nusantara_1572966473.jpg
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN

Diskusi ”Jejak Manusia Nusantara” yang digelar majalah Historia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Museum Nasional, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Wacana penyederhanaan mata pelajaran sejarah di tingkat sekolah menengah atas dan madrasah aliyah oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hangat diperbincangkan. Meski Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menegaskan bahwa tidak akan pernah ada penghapusan mata pelajaran sejarah dan penyederhanaan kurikulum hingga 2022, kehebohan telanjur muncul.

Mengapa mata pelajaran sejarah jadi wacana yang perlu disederhanakan dan dikelompokkan pada peminatan? Apakah mata pelajaran sejarah dianggap tidak memihak masa depan? Apakah mata pelajaran sejarah harus menghasilkan produk? Ataukah sejarah yang diajarkan di sekolah-sekolah sangat membosankan hingga perlu disederhanakan?

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan