logo Kompas.id
OpiniKeluar dari Darurat Pancasila
Iklan

Keluar dari Darurat Pancasila

Yang betul-betul gawat adalah apabila sistem hukum dan perpolitikan bertentangan dengan Pancasila.

Oleh
Franz Magnis-Suseno
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/hr9QGD5JEh8vhFH0kyRkvt9C_jw=/1024x651/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F20130609rzf18_1594730082.jpg
Kompas

Warga melintas di depan spanduk raksasa bergambar Garuda Pancasila di kawasan Cawang, Jakarta, Minggu (9/6/2013).

Dalam tulisannya di harian ini, 7 September, Yasraf A Piliang mengangkat isu ”Darurat Pancasila” yang menjadi pokok bahasan suatu Forum Guru Besar ITB. Pancasila darurat: ”Kehidupan sosial-politik … kian keras, sangar, bengis, vulgar, kriminal dan korup”.

Bahwa demokrasi kita jauh dari memuaskan, bahwa partai-partai politik tidak bermutu, bahwa DPRD-DPRD dan bahkan DPR dipandang sebagai rawan korupsi: itu sulit disangkal dan itu serius. Akan tetapi, ”darurat Pancasila”? Apa tidak berlebihan? Kapan dalam sejarah Indonesia dan di mana di dunia para politisi tidak suka vulgar dan bengis? Justru karena itu kontrol demokratis perlu.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan