logo Kompas.id
OpiniHari Tani di Musim Pandemi
Iklan

Hari Tani

Hari Tani di Musim Pandemi

Reforma agraria dan perhutanan sosial yang dikehendaki Presiden tak sekadar perluasan akses terhadap tanah dan hutan. Presiden ingin petani yang tak punya tanah jadi memiliki tanah. Yang berlahan sempit jadi lebih luas.

Oleh
Usep Setiawan
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/1UYaROMhvjCL3n6eQt4IUBaPNwo=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F94ff901e-22a7-4e2c-adb6-a7e155bd3621_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Petani berfoto bersama membawa papan bertuliskan pesan dan harapan sebelum menggelar upacara bendera merayakan HUT ke-75 Republik Indonesia di areal persawahan di Grumbul Kalibacin, Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (17/8/2020).

Hari ini, 24 September, saat pandemi Covid-19 masih merebak, Hari Tani Nasional atau Hari Agraria dan Tata Ruang Nasional dirayakan. Di periode kedua pemerintahannya, Presiden Jokowi mengangkat kembali Sofyan A Djalil sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Sofyan dinilai sukses dalam pencapaian legalisasi/sertifikasi hak milik atas tanah yang dilakukan melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap. Presiden meminta sertifikasi tanah rakyat pada 2017 targetnya 5 juta, 2018 jadi 7 juta, dan 2019 jadi 9 juta. Kementerian ATR/BPN berhasil menembus 14 juta bidang di lima tahun pemerintahan Jokowi periode pertama.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Hari Tani di Musim Pandemi".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan