logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€Ί200 Kematian yang Tak Perlu
Iklan

200 Kematian yang Tak Perlu

Bersikap seolah Covid sudah bisa dikendalikan berdasarkan kenaikan angka kesembuhan adalah tindakan menipu diri. Rencana membuka sekolah, bioskop, dan tempat hiburan, mendorong perjalanan wisata merupakan resep bencana.

Oleh
Iqbal Elyazar
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0Z6FRj9t5DRz-dnb2nSbLHH-VgQ=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2F8f5ca4f4-688f-43c1-88fb-dcafee4ec2be_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Penjual buah keliling melintas di depan mural terima kasih kepada tenaga kesehatan di Kampung Rawa Pasung RW 022, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu (22/7/2020).

Malaikat maut bekerja lebih keras di 2020. Ada tambahan 850.000 kematian selama pandemi Covid-19, di luar angka 56 juta kematian setiap tahunnya.

Di antaranya, 3.000 tenaga kesehatan yang kehilangan nyawa akibat Covid-19. Ini adalah angka hingga pertengahan Juli 2020 (Amnesty International, 2020). Indonesia sendiri kehilangan 200 tenaga kesehatan sampai 1 September 2020 karena Covid-19.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan