logo Kompas.id
OpiniSemakin Gurem
Iklan

Semakin Gurem

Dibutuhkan pemahaman yang utuh atas kondisi sosial ekonomi petani saat ini agar kesejahteraan petani meningkat melalui pendekatan korporasi, dan tidak terus menjadi petani gurem.

Oleh
Bayu Krisnamurti
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/7m73v1d7GNsLUgvi1_2-KLPuThA=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F1661cd7b-22a6-4d3e-a401-a10e3f42b1ed_jpg.jpg
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Warga dan petani menggelar upacara bendera merayakan HUT ke-75 Republik Indonesia di areal persawahan di Grumbul Kalibacin, Desa Mandirancan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (17/8/2020).

Lewat aplikasi grup WhatsApp, belum lama ini terjadi diskusi soal dokumen Kementerian Pertanian (2019) tentang "Design" Pengembangan Korporasi Petani.

Diskusi di antara anggota Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) berbagai daerah ini berkembang dengan membahas artikel opini Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Usep Setiawan, “Pertanian Tanpa Petani” (Kompas, 12/8).

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan