logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKewarasan Ilmiah dan...
Iklan

Kewarasan Ilmiah dan Kedaruratan

Dalam masa darurat, kewarasan ilmiah bukanlah soal patriotisme, melainkan nilai humanisme dalam melindungi nyawa manusia. Hanya dengan kewarasan ilmiah kita dapat melewati pandemi ini dengan aman.

Oleh
Sulfikar Amir
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/C_-tYgBHgaPLCceHSXdneLBSrpY=/1024x902/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2FWhatsApp-Image-2020-05-11-at-13.02.31_1589177702.jpeg
HUMAS LIPI

Peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghaluskan daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp) untuk diekstrak dan diambil zat aktifnya bagi pengembangan obat herbal antivirus penyebab Covid-19.

Penulis Inggris terkenal, Charles Dickens, pernah berkata, ”There is nothing so strong or safe in an emergency of life as the simple truth.” Ketika kita berada dalam masa penuh bahaya, tak ada yang begitu kuat dan begitu melindungi selain kebenaran bersahaja. Kebenaran bersahaja adalah kebenaran yang tidak dibumbui pernyataan bombastis, kebenaran yang tidak dibungkus dengan informasi tanpa bukti, kebenaran yang tidak dibingkai pandangan ideologis.

Mengapa kebenaran itu penting di masa pandemi saat ini? Para ahli bencana sepakat bahwa dalam situasi darurat, satu-satunya cara manusia untuk bertahan adalah adanya kebenaran atas dua hal. Pertama, kebenaran tentang apa yang sedang terjadi. Kedua, kebenaran tentang apa yang kita harus lakukan. Dua kebenaran ini akan membimbing kita melewati masa darurat yang gelap dan penuh ketidakpastian.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan