logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊDeflasi di Tengah Ancaman...
Iklan

Deflasi di Tengah Ancaman Resesi

Para ekonom banyak yang sepakat bahwa mencegah dan mengatasi inflasi secara teoretis lebih mudah daripada mengatasi deflasi. Masyarakat yang memiliki uang perlu didorong untuk membelanjakan uangnya agar ekonomi bergerak.

Oleh
Agus Sugiarto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/eFxIuzElNjg18vgfWMLai15qIbM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F08%2F09d454b3-cc4c-4ffd-a679-627f3f39f448_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Aktivitas alat berat dalam proyek konstruksi pendirian pabrik otomotif di kawasan industri GICC, Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (13/8/2020). Pemerintah tengah gencar berburu investor, khususnya ke bidang berbasis padat karya, untuk menekan dampak resesi.

Ancaman resesi ekonomi yang berpotensi melanda Indonesia bukanlah tanpa dasar. Di tengah ancaman resesi, juga terjadi deflasi, Juli lalu.

Ancaman resesi mengemuka terutama setelah Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini mengeluarkan angka pertumbuhan ekonomi enam bulan pertama 2020 yang terkontraksi 5,32 persen (year on year/yoy). Inilah kontraksi ekonomi yang pertama semenjak krisis ekonomi melanda Indonesia pada 1998.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan