logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊTantangan BI Kian Berat
Iklan

Tantangan BI Kian Berat

BI hendaknya tetap memegang prinsip kehati-hatian dalam mengelola utang. Mengapa? Karena ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS, nilai ULN otomatis akan membengkak dalam rupiah.

Oleh
Paul Sutaryono
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/EXMYFy8_Qxji4H2iiDIrZSsFv3o=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F07%2Fd639ee8f-604c-4968-96a7-87ba8bf9f8e3_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Doni P Joewono (keempat dari kiri) berfoto bersama pimpinan DPR setelah disepakati sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia periode 2020-2025 dalam Rapat Paripurna DPR di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/7/2020).

Pada 13 Juli 2020, DPR telah menetapkan Doni Primanto Joewono sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia periode 2020-2025, menggantikan Erwin Rijanto yang habis masa jabatannya pada 17 Juni 2020. Apa tantangan BI kini dan mendatang?

Fungsi pengaturan dan pengawasan industri perbankan memang sudah beralih dari BI ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) efektif 31 Desember 2013. Namun, BI tetap memiliki tugas tak kalah penting: menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter seperti suku bunga, nilai tukar rupiah, inflasi, dan mengatur serta menjaga kelancaran sistem pembayaran.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan