logo Kompas.id
OpiniToleransi
Iklan

Toleransi

Intoleransi ditanamkan oleh beberapa pihak menjadi bagian dari “budaya” kita. Salah satunya adalah penggunaan konsep harmoni sebagai eufimisme dari ketidakmampuan kita dalam melindungi hak kelompok minoritas.

Oleh
Ahmad Najib Burhani
· 1 menit baca

Jum’at kemarin (24/7) merupakan jum’atan pertama di Hagia Sophia setelah tempat itu diubah fungsinya oleh Presiden Tayyip Erdogan dari museum menjadi masjid. Di samping Hagia Sophia sebetulnya sudah ada masjid, yaitu Masjid Sultan Ahmed atau lebih dikenal dengan sebutan Blue Mosque (Masjid Biru). Oleh karena itu, perubahan itu tentunya bukan karena kepentingan adanya tempat ibadah.

https://cdn-assetd.kompas.id/2isyB8KnhnUtbUDA8yCXfn9XZSU=/1024x711/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F05%2FTURKEY-HAGIASOPHIA_90646940_1595593541.jpg
REUTERS/UMIT BEKTAS

Salat Jumat pertama, 24 Juli 2020,  di Hagia Sophia, Turki, setelah bangunan ini dibuka kembali sebagai masjid setelah 86 tahun,. REUTERS/Umit Bektas

Perubahan fungsi Hagia Sophia itu menyakitkan banyak umat Kristiani dan mendapat protes di mana-mana karena dulunya bangunan itu merupakan Katedral. Ataturk mengubahnya menjadi museum pada 1934. Hal yang sama terjadi dengan Masjid Kordoba yang pernah menjadi Katedral dan kini menjadi museum. Bagaimana perasaan umat Islam seandainya tempat itu dialihfungsikan menjadi katedral lagi?

Editor:
sariefebriane
Bagikan