logo Kompas.id
OpiniRindu Masa Kecil
Iklan

Rindu Masa Kecil

Kesucian politik dicemari oleh para penumpang gelap, pendompleng, yang ikut naik kereta demokrasi tanpa membayar dengan berteriak seakan-akan membela demokrasi, tetapi sesungguhnya mematikannya.

Oleh
Trias Kuncahyono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NNsJkzBbaz4WQ6s_2QC-i0EzUpw=/1024x1003/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2Ftrias-kuncahyono-baru2012_1545311337-e1576399170644.jpg
INDRO UNTUK KOMPAS

Trias Kuncahyono, Wartawan Kompas 1988-2018

Minggu malam, pukul 20.47, seorang sahabat lama, teman semasa sekolah di taman kanak-kanak, mengirimkan pertanyaan lewat Whatsapp (WA), ”Kamu masih ingat teman TK kita, Setyowati Budidarmi, anaknya nDoro Momo, yang kaya raya itu, lho. Sekarang di mana, ya?”

Ah, sungguh pertanyaan yang benar-benar tak terduga. Hebat sekali sahabat lama ini ingat nama ”Setyowati Budidarmi”. Apa dia rindu masa kecil; sebuah masa yang sudah lama ditinggalkan, hampir enam dasawarsa.

Editor:
Emilius Caesar Alexey
Bagikan