logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊSetelah Indonesia Naik ke...
Iklan

Setelah Indonesia Naik ke Kelompok Pendapatan Menengah Atas

Kita harus waspada dengan pertumbuhan PDB yang basis kelas sosialnya terlalu mengandalkan kelas menengah, apalagi beririsan dengan basis kualitas rendah lainnya, seperti sektor ekstraktif dan sektor properti.

Oleh
Andrinof A Chaniago
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4RAcpBKPBxPK9aqk-do0sDn6JAc=/1024x678/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F07%2F20190727PRI10HR_1564227596.jpg
KOMPAS/ PRIYOMBODO

Keramaian pengunjung di pengujung masa gelaran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (27/7/2019). Sebelum masa pandemi, ajang pameran otomotif selalu dipadati pengunjung yang kebanyakan kalangan menengah atas.

Semapan apa pun posisi suatu negara ataupun korporasi, setiap mendapatkan julukan positif hendaklah disambut dengan rasa syukur, serta diiringi sikap hati-hati. Bahkan, untuk suatu julukan positif yang didapat dari lompatan besar sekalipun, dalam dunia yang makin dinamis ini, harus kita cerna secara perlahan sambil kita bayangkan beberapa kemungkinan ujung kenikmatan yang akan didapatkan.

Penulis menyampaikan pesan ini menyambut status Indonesia yang baru saja dilansir Bank Dunia menjadi negara berpendapatan menengah atas berdasarkan perhitungan pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI) per kapita.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan