logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMisteri Penurunan...
Iklan

Misteri Penurunan Produktivitas Padi

Antisipasi krisis pangan melalui penguatan stok beras domestik bukan opsi, melainkan keniscayaan yang harus dilakukan pada sisa tahun kalender 2020 ini. Stok beras domestik dapat mencapai titik kritis di akhir tahun.

Oleh
Bustanul Arifin
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/L6dxxUMfwPUDVDYUZfddy0-1p7M=/1024x514/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2F831c3344-facd-436a-885d-ec3366cd6814_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Acih (49) menam bibit-bibit padi saat memulai musim tanam di lahan persawahan Ciherang Gede, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jumat (27/3/2020). Beberapa petani setempat berharap musim tanam kali ini bisa membuahkan hasil panen yang baik sebagai kebutuhan pangan pada saat wabah melanda.

Penurunan kinerja produksi padi periode 2018-2019 cukup merisaukan karena hal itu dikhawatirkan berlanjut sampai 2020. Menggunakan metode baru kerangka sampel area, Badan Pusat Statistik melaporkan luas panen padi turun 6,15 persen, dari 11,28 juta hektar menjadi 10,68 juta hektar.

Konversi lahan sawah yang dahsyat, terutama di sentra-sentra produksi padi, seperti pantai utara (pantura) Jawa, telah menurunkan luas lahan baku sawah amat signifikan. Produksi padi turun drastis 7,76 persen, dari 59,18 juta ton gabah kering giling/GKG (setara 33,94 juta ton beras) di 2018 menjadi 51,33 juta ton GKG (setara 31,29 juta ton beras) di 2019. Jadi, produktivitas padi turun 7,60 persen, dari 5,20 ton per ha menjadi hanya 4,81 ton per ha, suatu fenomena serius yang perlu dapat perhatian memadai.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan