logo Kompas.id
OpiniAneksasi dan ”Sandyakalaning” ...
Iklan

Aneksasi dan ”Sandyakalaning” Palestina

Apabila negara Palestina akhirnya tak terwujud, Jordania akan menanggung beban, ketempatan pengungsi selamanya. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain, langkah Israel harus dihambat oleh negara-negara yang cinta damai.

Oleh
Trias Kuncahyono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1COBGSY45_4Yl0-0jK4d-vqR3Ek=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F000_1U50EG_1593449262.jpg
AFP/SAID KHATIB

Pendukung Hamas, Palestina, berunjuk rasa untuk menentang rencana Israel mengambil wilayah Tepi Barat, di Khan Yunis, Jalur Gaza 26 Juni 2020.

Andaikata pada tanggal 1 Juli ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu benar-benar nekat dan tidak peduli seruan dunia, dengan tetap menganeksasi wilayah Yudea dan Samaria (istilah ”biblis” untuk Tepi Barat) dan Lembah Yordan, akan ada konsekuensi.

Pertama, Israel melanggar hukum internasional. Kedua, Israel merusak perjanjian perdamaian dan hubungan dengan Jordania. Ketiga, kemungkinan bisa memicu konflik baru dan akan tetap menjadikan kawasan Timur Tengah sebagai pusaran konflik dunia. Keempat, menaruh proses perdamaian di ujung tanduk. Kelima, ini yang akan menjadi persoalan besar, yaitu mengakhiri solusi dua negara; yang berarti sandyakala bagi negara Palestina.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan