BJ Habibie: Memimpin dengan Literasi
BJ Habibie memiliki prinsip bahwa sebuah negara maju itu memiliki ”hi tech & hi touch”, yaitu teknologi canggih dan budaya serta karya seni yang tinggi. Beliau bukan hanya seorang teknokrat, tetapi juga tokoh literasi.
Saya baru bertatap muka secara langsung dengan Prof Dr Bacharuddin Jusuf Habibie di tahun 2013, 14 tahun setelah beliau pensiun jadi Presiden RI, yang berarti juga pensiun dari dunia politik. Itu sebabnya saya, berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia, melihatnya bukan sebagai seorang teknokrat, tapi sebagai tokoh literasi (”a man of letters”). Obrolan panjang kami saja selalu terjadi di perpustakaannya yang menurut saya adalah salah satu tempat paling spektakuler dalam arsitektur Indonesia modern.
Perpustakaan Habibie-Ainun di Patra Kuningan yang menempel dengan kediaman almarhum itu bukan suatu pencitraan. BJH tidak memiliki tim relasi publik dan marketing untuk itu. Bahkan, menurut saya, perpustakaan itu justru harus lebih dikenal oleh publik.