logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊUsaha Mikro di Tengah Pandemi
Iklan

Usaha Mikro di Tengah Pandemi

Program-program bantuan bagi usaha mikro tidak hanya membantu pedagang kecil yang turun omzet mereka di masa pandemi tetapi juga sebagai upaya transformasi struktur ekonomi nasional menuju ekonomi kerakyatan.

Oleh
Arif Budimanta
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/MAjz0v7v2dmEgDqYOR0Zh65aaYk=/1024x637/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2Ff6bb1fd0-7e91-4aa4-8652-de77c09b2f80_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Warga berbelanja kue dan makanan basah di Pasar Tomang Barat, Jakarta, yang dikelola PD Pasar Jaya, Jumat (12/6/2020). Pengunjung dan pedagang mengikuti protokol kesehatan dengan menggunakan masker saat berbelanja. Omzet para pedagang kecil turun selama masa pandemi.

Tukiran, pedagang gorengan di sekitar Tugu Proklamasi, Jakarta, terpaksa menggadaikan perhiasan istri untuk menutupi kebutuhan hidup selama masa pandemi. Omzetnya turun 70 persen per hari, sementara dia harus menanggung biaya hidup sehari-hari yang tak berubah. Ia juga bingung bayar kontrakan dan persiapan dana anak paling kecil masuk sekolah. Bantuan sosial pemerintah tak mencukupi biaya hidupnya sehari-hari.

Usaha mikro nasional belakangan ini benar-benar dapat ujian berat. Para pelaku di sektor makanan-minuman, misalnya, mengandalkan kerumunan pengunjung, tak cukup dengan penjualan secara take away, delivery, dan aplikasi daring.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan