logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKota dan Korona
Iklan

Kota dan Korona

Wabah korona lambat atau cepat pasti akan berlalu. Banyak hikmah yang didapat, mulai dari menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam keluarga hingga membangun budaya baru belajar-bekerja-beribadah dari rumah.

Oleh
Nirwono Joga
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-lSoQiC9qjv3IxZHdWTUVOwZzHM=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F9230e60d-96b2-4082-b86a-87ee9530b64c_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Bunga mekar dengan latar belakang langit biru di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (2/4/2020). Imbaun Pemerintah untuk bekerja di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah, dan pembatasan sosial sebagai upaya pencegahan meluasnya penularan Covid-19 membuat lalu lintas kendaraan dan aktivitas lain yang mengeluarkan polutan menurun drastis. Perlambatan aktivitas ini berdampak pada penurunan polusi udara.

Terima kasih korona, yang telah memaksa manusia mengubah sikap dalam kehidupan kita dan kota. Dalam upaya menjaga jarak, pemerintah harus bergerak cepat memetakan populasi dan daerah rentan penyebaran korona di tingkat provinsi, kota/kabupaten, kecamatan, dan kelurahan. Dibentuklah satuan tugas dan sistem tanggap bencana untuk mempermudah akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, sekaligus mengendalikan penyebaran virus korona.

Salah satu upaya meredam penyebaran virus korona adalah menjaga kebersihan dan kesehatan dan itu dimulai dari rumah dan keluarga yang memiliki peran sentral untuk membangun budaya hidup bersih dan sehat.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan