logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊMengapa Banyak Dokter Gugur di...
Iklan

Mengapa Banyak Dokter Gugur di Masa Covid-19?

Bisa dilihat hasil penelitian jumlah konsentrasi virus di beberapa ruangan rumah sakit. Di ruang ganti pakaian dan atribut jas dokter, masker, tutup kepala mengandung virus cukup tinggi.

Oleh
Ghufron Mukti
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/CRUxRGMVP0grSO-BdpRKH3dZEnk=/1024x581/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F05860cb4-07a0-46fc-b4c6-e8252c531e97_jpg.jpg
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Petugas medis disemprot dengan disinfektan seusai melakukan pelayanan tes cepat Covid-19 drive thru di GOR Pajajaran, Kota Bogor, Selasa (7/4/2020).

Bagi tenaga kesehatan Indonesia, khususnya dokter, hari-hari ini mereka mengalami tantangan dan keadaan yang sangat sulit. Keadaan tersulit, sepanjang sejarah kedokteran Indonesia, paling tidak sejak krisis multidimensi tahun 1997.

Hal ini tidak saja terkait dengan BPJS yang defisit dan mengubah pola praktik dokter yang harus merasakan sulitnya keuangan dengan berbagai dampaknya. Keadaan itu belum pulih, kemudian dihantam kondisi yang sangat berat dengan adanya pandemi Covid-19. Lebih dari 15 dokter kurang dari satu bulan berguguran terkait dengan Covid-19 ini. Angka tersebut ternyata masih terus bertambah, beberapa masih relatif muda dan produktif. Mengapa banyak dari mereka gugur?

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan