logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊCovid-19 dan Jurnalisme Media ...
Iklan

Covid-19 dan Jurnalisme Media Daring

Persaingan keras antarmedia daring dalam memberitakan wabah Covid-19 telah mengorbankan prinsip dasar jurnalistik. Jika kita biarkan, bukan hanya terjadi pembodohan massal, jurnalisme daring juga akan menemui ajal.

Oleh
Firdaus Cahyadi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zqDxzKt4cUJT-8OSqwaCgdm9b2s=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2Fc0c93164-1c13-4294-8c84-cc327b62df99_jpg.jpg
Kompas/AGUS SUSANTO

Foto aerial petugas pemakaman menjalankan pemulasaraan sesuai prosedur penanganan Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Padurenan, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020).

Wabah Covid-19 ternyata tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga mulai menyerang jurnalisme. Seiring dengan merebaknya wabah Covid-19, marak pula media-media massa, terutama media daring, menabrak prinsip-prinsip dasar jurnalistik. Jurnalisme pun seakan ikut sekarat di tengah mewabahnya Covid-19. Sekaratnya jurnalisme itu salah satunya ditandai dengan munculnya jurnalisme ludah.

Jurnalisme ludah ini ditandai dengan minimnya verifikasi dan hanya mengandalkan pernyataan seorang narasumber. Parahnya, sebagian jurnalis justru tidak memedulikan apakah narasumber itu memiliki kompetensi atau tidak terkait dengan isu yang ditanyakan.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan