Guru di Puncak Golgota
Sang Guru mengajarkan cinta kasih dalam perkataan dan tindakan nyata. Namun, persekongkolan para pemimpin politik, pemuka agama, dan tetua masyarakat membuat Sang Guru disiksa dan dibunuh.
Guru yang sangat baik itu sudah tak berdaya. Wajahnya bersimbah darah. Pandangan matanya tidak fokus lagi. Begitu banyak pukulan yang mendarat di badan dan wajah-Nya. Bukan hanya pukulan, melainkan juga tendangan dan ludahan, serta caci-maki, hinaan, dan ejekan.
Lihatlah Guru, apabila bisa. Tubuhnya sangat rusak sehingga ia bahkan tak tampak sebagai manusia. Tak seorang pun tertarik oleh ketampanannya. Sebaliknya, ia dihina dan dihindari orang, penuh kesengsaraan dan penderitaan. Dengan kondisi seperti itu, orang tidak ingin lagi melihat dan menghormati Guru.