logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKeamanan yang Rapuh di...
Iklan

Keamanan yang Rapuh di Afghanistan

Puluhan ribu tentara dari sejumlah negara hadir di Afghanistan untuk membantu memulihkan keamanan, tetapi kekerasan terus terjadi, bahkan ketika AS sudah membuat kesepakatan dengan Taliban.

Oleh
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/ueMeomrMMm9jy-wIzX7w-whYR-o=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2FAFGHANISTAN-US-POMPEO_88334334_1584976615.jpg
AFP/KANTOR PERS PRESIDEN AFGHANISTAN

Foto yang dirilis oleh Kantor Pers Presiden Afghanistan pada (23/3/2020),  Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berbicara dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo (kiri) selama pertemuan mereka di Kabul. Mike Pompeo tiba di ibu kota Afghanistan pada 23 Maret di tengah krisis politik yang sedang berlangsung, pemberontakan Taliban, dan meningkatnya kasus virus korona.

Di tengah kebuntuan politik dan upaya perdamaian, pria bersenjata menyerang upacara keagamaan di kuil Sikh di Kabul, Afghanistan, dan menewaskan empat orang.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan pesaingnya, Abdullah Abdullah, sama-sama dilantik dalam upacara terpisah, Senin (9/3/2020). Kedua politisi itu sama-sama mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden yang digelar pada 28 September 2019. Komite Pemilu Afghanistan bulan lalu mengumumkan Ghani memenangi pemilu, tetapi Abdullah menolak hasil itu karena banyaknya laporan adanya penyimpangan. Abdullah kemudian mengumumkan dirinya menang pemilu.

Editor:
Bagikan