logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊKorona, Antara Sains dan Agama
Iklan

Korona, Antara Sains dan Agama

Kita tidak boleh menyerah dalam menghadapi wabah. Tidak mengaitkan virus korona dengan azab itu bagian yang paling optimistis dalam menata kembali peradaban yang menghargai ilmu pengetahuan sebagaimana mestinya.

Oleh
Zacky Khairul Umam
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/FBhyxZlF3wNHzJri5As0rY0TfTU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F03%2Fb0044ea8-9770-423e-b203-b779e22757fa_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Petugas PT KAI menyosialisasikan cara membersihkan tangan kepada calon penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020). PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggencarkan kegiatan sosialisasi penyebaran virus corona. PT KAI juga membagikan masker medis dan memberikan layanan pemeriksaan kesehatan kepada calon penumpang.

Seorang ustaz menyebut virus korona sebagai tentara Allah. Tepatkah?

Ia mengacu pada tafsir Muhammad Abduh (1849-1905), pemikir Islam di Mesir, yang mengartikan burung ababil secara metaforis sebagai penyakit campak yang menular.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan