logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊEkosistem Inovasi
Iklan

Ekosistem Inovasi

Selama ini, kita memperlakukan inovasi sebagai sistem, bukan sebagai ekosistem. Konsekuensinya, inovasi layaknya silo-silo yang bekerja secara terpisah.

Oleh
Badri Munir Sukoco
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/q-A0ovR7seU4-laB4S5qeEXu8os=/1024x497/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2F7971922a-0949-417a-9b77-13fa957efb46_jpeg.jpg
KOMPAS/MACHRADIN WAHYUDI RITONGA

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan ITB Bambang Riyanto Trilaksono memberikan sambutan dalam Grand Seminar The 9th Industrial Engineering Competition (IECOM) 2020 oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung, Jawa Barat, Selasa (7/1/2020)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil (5,1 - 5,5 persen) dan diprediksi di atas rata-rata pertumbuhan dunia (2,6 persen) tahun ini. Stabilitas tersebut patut disyukuri ketika banyak negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang sama atau bahkan lebih rendah dari rata-rata dunia.

Namun dengan tingkat pertumbuhan tersebut, akan sulit bagi Indonesia untuk mengakselerasi dan lepas dari middle income trap. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pertengahan tahun lalu.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan