logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊAliansi Dagang RI-Belanda
Iklan

Aliansi Dagang RI-Belanda

Ajakan Belanda beraliansi dagang harus dilihat sebagai peluang Indonesia membangun aliansi nyata kerja sama ekonomi untuk membantu keluar dari tekanan ekonomi global.

Oleh
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pr1-t0c1GyIIBLa0yh5-D9FGuQ8=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200219_ENGLISH-TAJUK_B_web_1582120549.jpg
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA

Duta Besar RI untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja menyerahkan kain tenun kepada Raja Belanda, Willem-Alexander, Selasa (18/2/2020), di Amsterdam. Bersama Ratu Maxima (kanan) Raja Williem-Alexander akan melawat ke Indonesia pada awal Maret 2020. Lawatan itu untuk semakin mengeratkan hubungan Indonesia-Belanda.

Meski tak masuk 10 mitra dagang terpenting, Belanda mitra dagang kedua terbesar Indonesia di Eropa, dengan perdagangan bilateral saat ini masih surplus di pihak Indonesia. Belanda juga investor terbesar Indonesia di kalangan negara Uni Eropa (UE), sedangkan Indonesia sendiri mitra dagang dan investasi terpenting Belanda di Asia Tenggara.

Jika bisa diwujudkan, aliansi dagang ini bisa menandai babak baru kerja sama dagang yang bisa mendongkrak tajam perdagangan bilateral kedua negara dan saling menguntungkan bagi kedua pihak. Dalam hal ini, Belanda berkepentingan memanfaatkan posisi Indonesia untuk menembus pasar raksasa Asia sebagai kawasan dengan pertumbuhan terpesat dunia, sedangkan Belanda bisa menjadi pintu lain bagi Indonesia untuk masuk lebih jauh ke pasar UE, sebagai pasar tujuan ekspor ketiga terpenting Indonesia.

Editor:
Bagikan