logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บMenolak Kombatan NIIS
Iklan

Menolak Kombatan NIIS

Dalam konteks wacana pemulangan kombatan NIIS, yang lebih kita dahulukan mencegah datangnya kemudaratan berupa ancaman dan potensi teror dibandingkan mendatangkan kemaslahatan dengan pertimbangan kemanusiaan.

Oleh
A Helmy Faishal Zaini
ยท 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/8ppecZKb8bXmqGjlMOgjWR44lAM=/1024x702/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F20200211raz2_1581399833.jpg
KOMPAS/KRIS MADA

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj (kanan) menerima Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kantor PBNU, Selasa (11/2/2020), di Jakarta. PBNU menolak pemulangan para pendukung Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).

Riuh perdebatan soal wacana pemulangan kombatan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) ke Tanah Air menguras energi kita.

Pertanyaan mendasarnya, apa yang jadi pertimbangan utama dalam menyikapi wacana ini? Jawabannya memang tak mudah, tetapi dengan peranti metodologi berpikir yang jernih dan argumentatif, saya rasa persoalan ini akan bisa dilihat secara jernih. Jika kita berkaca pada sejarah, serangan-serangan yang dilakukan NIIS atau ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) menyebabkan ribuan jiwa meregang nyawa.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan