logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊIntoleransi yang Mencemaskan
Iklan

Intoleransi yang Mencemaskan

Praktik intoleransi dan pelanggaran kebebasan beragama yang terjadi selama ini dipengaruhi kemandulan peran negara dalam menerjemahkan konsep toleransi.

Oleh
Achmad Fauzi
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/nwEva5sH7YpqlrdBOvMFgFFFQAM=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2Fa9d92af8-0687-41c2-a5b4-0b55d3e30ed7_jpg.jpg
KOMPAS/HARIS FIRDAUS

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Amin Abdullah, Direktur Institut Institut Dialog Antariman di Indonesia (Dian) Elga Sarapung, rohaniawan Franz Magnis-Suseno, dan salah seorang pendiri Institut Dian, Daniel Dhakidae (kanan ke kiri), memberi keterangan pada media di sela-sela acara Forum Dialog dan Kerja Sama Lintas Iman untuk Indonesia yang Lebih Baik, Damai, dan Toleran secara Kritis-Konstruktif, Rabu (20/11/2019), di sebuah hotel di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam acara itu, muncul seruan agar aparat negara bertindak tegas terhadap para pelaku tindakan intoleransi.

Bangsa kita sedang menghadapi ancaman intoleransi dan minimnya jaminan kebebasan beragama. Kelompok kecil yang tidak memiliki basis dukungan dari aparat kerap menjadi obyek kekerasan dan miskin perlindungan dari negara.

Setara Institute mencatat selama 12 tahun terakhir terdapat 2.400 pelanggaran kebebasan beragama atau berkeyakinan  yang terjadi di tanah air.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan