logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊSakratul Maut Seni-Budaya
Iklan

Sakratul Maut Seni-Budaya

Malapetaka itu akhirnya terjadi. Nafas-nafas dari kebudayaan saya kira sedang diputus dengan telengas.

Oleh
Radhar Panca Dahana
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/-SwBTG17Yx-evKn26ndw2au5J3U=/1024x614/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2F3a2dca3a-cc48-4f1b-a100-fc2ca8772cd4_jpg.jpg
KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Koordinator Tim Mufakat Budaya Indonesia, Radhar Panca Dahana, berkunjung ke Redaksi Kompas di Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Sepertinya ada ketidakpedulian, bisa jadi kebebalan. Puluhan tahun memperjuangkan kebudayaan menjadi fondasi cara kita membangun negara, manusia dan bangsa di dalamnya, hasilnya hampir nihil bahkan negatif.

Hingga saat ini, pemahaman, kesadaran hingga tindakan (dalam bentuk kebijakan, misalnya) di kalangan pejabat negara, baik pusat maupun daerah, termasuk elite politik, bisnis, ekonomi, dan lainnya, terhadap dimensi dan potensi tersebut masih rendah, keliru, mungkin kian dangkal.

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan