logo Kompas.id
›
Opini›Universitas Riset
Iklan

Universitas Riset

Holding bagi semua lembaga riset dan/atau litbang kementerian/lembaga adalah awal yang solutif (bukan problematik) bagi BRIN dalam membangun sistem riset dan inovasi yang terintegrasi efektif ke depan.

Oleh
Erman Aminullah
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/btmanHYlXF9R8rGsMFxOZkWaOdc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2Fc501ac94-b7de-4c84-87d8-8ca1527e75b7_jpg.jpg
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Suasana Dies Natalis ke-62 Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (15/10/2019). Acara itu antara lain dihadiri Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ismunandar serta Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sri Puryono. Pada acara itu, perguruan tinggi didorong terus menguatkan riset.

Dalam artikelnya di "Kompas" (12/11), mantan Kepala LIPI Prof Lukman Hakim membahas paradigma Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ke depan.  Esensinya, rekomendasi holding bagi semua lembaga riset  dan/atau litbang kementerian/lembaga (K/L). Holding adalah awal yang solutif (bukan problematik) bagi BRIN dalam membangun sistem riset dan inovasi yang terintegrasi efektif ke depan. Awal yang solutif itu perlu dimulai dengan menyentuh faktor pengungkit kinerja BRIN ke depan, yaitu jalan terobosan penyediaan jumlah peneliti bergelar doktor di semua lembaga riset  dan/atau litbang K/L. Jalan ini sekaligus ikut memecahkan masalah rendahnya  pembentukan modal intelektual dan akumulasi penguasaan iptek di Indonesia.

Pembentukan modal intelektual rendah

Editor:
yohaneskrisnawan
Bagikan