logo Kompas.id
Opini”Cui Bono?”
Iklan

”Cui Bono?”

Politik sesungguhnya berwatak mulia. Lalu, apa jawaban terhadap pertanyaan Lucius Cassius dan diulangi Cicero, "cui bono?"—siapa yang diuntungkan? Dari drama politik sekarang ini, jawabannya sangat jelas: Rakyat!

Oleh
Trias Kuncahyono
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/oZe3D-pkL80FxCLgdm3XjuXvrrA=/1024x1196/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2Ftrias-kuncahyono-baru2012_1545311337-e1561452416555-13.jpg
INDRO UNTUK KOMPAS

Trias Kuncahyono, wartawan Kompas 1988-2018.

Ketika itu, tahun 80 SM. Untuk pertama kalinya, sebagai pengacara, Marcus Tullius Cicero (106–43 SM) tampil di depan publik, di pengadilan Roma. Cicero, masih muda, 26 tahun. Ia memegang kasus pembunuhan. Terdakwa dalam kasus pembunuhan itu adalah Sextus Roscius.

Sextus Roscius adalah seorang warga negara Romawi asal Ameria. Ia diadili dengan dakwaan membunuh ayahnya, Sextus Roscius Senior. Dan, Cicero menjadi pembelanya. Dengan suara lantang, Cicero, pengacara muda itu, dalam pidato pembelaannya yang diberi judul ”Pro Sexto Roscio Amerino” mengatakan, ”Cui bono?” Siapa yang mendapatkan keuntungan? Siapa yang mendapatkan keuntungan dalam kasus pembunuhan Sextus Roscius Senior itu.

Editor:
prasetyoeko
Bagikan