logo Kompas.id
โ€บ
Opiniโ€บMasihkah Kita Percaya pada...
Iklan

Masihkah Kita Percaya pada Demokrasi?

Oleh
Luthfi Assyaukanie
ยท 1 menit baca

Terpilihnya Vladimir Putin menjadi Presiden Rusia untuk yang keempat kalinya pada pemilu yang baru lalu semakin menguatkan apatisme kaum anti-demokrasi. Sebelumnya, kemenangan Donald Trump di Amerika Serikat juga dianggap sebagai contoh nyata paradoks demokrasi. Demokrasi tak hanya menghasilkan pemimpin jelek, tetapi juga bisa melanggengkan mereka untuk terus berkuasa.

Contoh paling klasik terhadap paradoks demokrasi adalah kemenangan Partai Nazi di Jerman pada 1932. Lewat pemilu yang cukup adil dan terbuka, rakyat Jerman memilih partai yang dipimpin seorang yang kemudian terbukti penjahat. Sebuah negara yang melahirkan puluhan filsuf hebat dan belasan komponis besar bisa menghasilkan manusia begitu keji.

Pertanyaannya, mengapa itu bisa terjadi? Mengapa demokrasi yang dianggap โ€sistem terbaik dari yang adaโ€ kerap kali terjatuh pada kekeliruan yang sama? Ada banyak penjelasannya. Para filsuf sejak lama mencurigai demokrasi. Plato salah satunya. Menurut Plato, demokrasi bukanlah sistem yang ideal, melainkan sebuah sistem politik yang memberi jalan bagi tiran untuk berkuasa.

Editor:
Bagikan