Seremoni Penutupan
Tonggak Baru Perhelatan PON
Meski banyak dikeluhkan, PON Aceh-Sumut memberi pelajaran berharga. Edisi ini mendorong terciptanya tonggak baru PON.
![Pertunjukan kembang api pada penutupan PON Aceh-Sumut 2024 di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (20/9/2024). PON ke-21 resmi ditutup di Stadion Utama Sumatera Utara.](https://assetd.kompas.id/yAKUZn7HDtpYEBwjICVNyQPJA2A=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F09%2F20%2Fc76ca642-eefb-4697-bf30-d34b509dad1c_jpg.jpg)
Pertunjukan kembang api pada penutupan PON Aceh-Sumut 2024 di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (20/9/2024). PON ke-21 resmi ditutup di Stadion Utama Sumatera Utara.
DELI SERDANG, KOMPAS โ Berakhirnya PON Aceh-Sumut 2024 lewat upacara penutupan di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Jumat (20/9/2024) malam, mewariskan banyak pengalaman serta pelajaran berharga. Masalah-masalah yang menyertai penyelenggaraannya merupakan bekal penting PON berikutnya, yaitu di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur pada 2028.
Menyelenggarakan PON di dua provinsi secara bersamaan, apalagi dengan persiapan yang sempat diganggu pandemi Covid-19, bukan hal yang mudah. PON Aceh-Sumut 2024 pun diselimuti beragam masalah, mulai dari arena yang kurang representatif, indikasi kecurangan perangkat pertandingan, persoalan konsumsi atlet, hingga kekacauan koordinasi panitia.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Peran Pemerintah Pusat akan Lebih Besar di PON".
Baca Epaper Kompas