logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊAtlet Muda Paling Dirugikan...
Iklan

Atlet Muda Paling Dirugikan dari Indikasi Kecurangan PON

PON bertujuan mulia menempa atlet-atlet muda. Indikasi adanya kecurangan sama saja mencederai semangat pembinaan atlet.

Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
Β· 1 menit baca
Tim medis memberikan perawatan kepada wasit yang dipukul bek Sulawesi Tengah, Muhamad Rizki Saputra, dalam laga antara tim Aceh dan Sulawesi Tengah dalam perempat final PON Aceh-Sumut 2024 di Stadion Haji Dirmurthala, Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024) malam. Tiga kartu merah dan dua hukuman penalti diberikan kepada Sulteng yang membuat mereka memilih tidak melanjutkan pertandingan yang sejatinya berakhir seri 1-1 tersebut.
SERAMBINEWS/HENDRI

Tim medis memberikan perawatan kepada wasit yang dipukul bek Sulawesi Tengah, Muhamad Rizki Saputra, dalam laga antara tim Aceh dan Sulawesi Tengah dalam perempat final PON Aceh-Sumut 2024 di Stadion Haji Dirmurthala, Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024) malam. Tiga kartu merah dan dua hukuman penalti diberikan kepada Sulteng yang membuat mereka memilih tidak melanjutkan pertandingan yang sejatinya berakhir seri 1-1 tersebut.

Sederet kontroversi pada penyelenggaraan PON Aceh-Sumut 2024 dinilai merugikan atlet muda. Indikasi kecurangan yang berulang menyiratkan PON telah melenceng dari tujuan awalnya. Ajang multicabang yang seharusnya mempersatukan itu kini sebatas kontestasi gengsi antardaerah.

PON pertama kali diselenggarakan pada 1948 di Surakarta, Jawa Tengah, di kala Indonesia masih berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan. Saat itu, ajang olahraga multicabang ini masih bernama Pekan Olahraga Perserikatan dan menjadi bentuk perlawanan moral terhadap agresi militer Belanda.

Editor:
YULVIANUS HARJONO
Bagikan