INDUSTRI OLAHRAGA
Kala Bola Voli Indonesia ”Menunggang” Gelombang Korea
Laga Indonesia versus Red Sparks memanfaatkan gelombang budaya Korea atau ”Hallyu” untuk kebangkitan industri bola voli.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F04%2F20%2F6927420a-1612-49e1-b8c8-f5a2da25b47f_jpg.jpg)
Penggemar berswafoto dengan pemain Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks dalam acara tanda tangan (fansign) bersama di Stadion Indonesia Arena, Sabtu (20/4/2024). Kegiatan ini merupakan rangkaian acara laga ekshibisi antara timnas Indonesia dan Red Sparks yang bertajuk “Fun Volleyball”.
Yosephin (30) menatap lekat-lekat potretnya bersama Koo Hee-jin, pelatih klub Liga Bola Voli Korea, Daejeon Jung Kwan Jang Red Sparks. Dengan wajah semringah, Yosephin menggeser foto di ponselnya dan melihat satu per satu potret bersama para pemain Red Sparks. Dia masih tak percaya bisa sedekat itu dengan skuad Red Sparks.
Yosephin merupakan satu dari puluhan penggemar yang mengikuti acara tanda tangan (fansign) bersama Red Sparks dan timnas bola voli putri Indonesia di Stadion Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (20/4/2024), siang. Kegiatan ini mengawali rangkaian acara laga ekshibisi antara timnas Indonesia dan Red Sparks yang bertajuk ”Fun Volleyball” yang digelar pukul 18.00 WIB. Untuk mengikuti fansign dan menonton pertandingan yang diinisiasi Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kementerian Pemuda dan Olahraga ini, penggemar harus mengeluarkan biaya tiket sebesar Rp 5,5 juta.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 5 dengan judul "Voli Indonesia ”Menunggang” Gelombang Korea".
Baca Epaper Kompas