logo Kompas.id
OlahragaLarangan ”Away” Memudarkan...
Iklan

Larangan ”Away” Memudarkan Rekonsiliasi Antarsuporter

Regulasi melarang kehadiran pendukung tim tamu di BRI Liga 1 musim ini bukan solusi bagi problem kelompok suporter. Sejatinya, kultur sepak bola adalah cermin dari kultur sosial masyarakat.

Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
· 1 menit baca
Spanduk bertuliskan peristiwa Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang dan melukai 647 suporter sepak bola itu masih terpasang di dinding kawasan Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023). Pengusutan kasus kejahatan kemanusiaan Tragedi Kanjuruhan terus didorong karena proses hukum yang telah berlangsung diduga dirancang agar tidak sampai mengungkap kebenaran dan keadilan.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Spanduk bertuliskan peristiwa Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang dan melukai 647 suporter sepak bola itu masih terpasang di dinding kawasan Jatiwarna, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/7/2023). Pengusutan kasus kejahatan kemanusiaan Tragedi Kanjuruhan terus didorong karena proses hukum yang telah berlangsung diduga dirancang agar tidak sampai mengungkap kebenaran dan keadilan.

Tengah pekan ini, BRI Liga 1 2023-2024 akan memasuki pekan keenam. Di luar persaingan yang kian sengit untuk memperebutkan posisi empat teratas, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu juga belum lepas dari kontroversi, salah satunya mengenai larangan kehadiran suporter tim tamu di setiap pertandingan.

Aturan larangan suporter melakukan away day tercantum pada Pasal 51 Ayat 6 Regulasi Kompetisi BRI Liga 1 2023/2024 yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Erick Thohir pada 28 Juni 2023.

Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan