logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊKe Istora, Ku (Tak) Kan...
Iklan

Ke Istora, Ku (Tak) Kan Kembali

Tahun depan, pebulu tangkis dan penonton tak akan kembali ke Istora untuk Indonesia Terbuka. Istora memang lebih dari sekadar arena olahraga. Namun, pindah ke arena baru adalah sebuah keniscayaan.

Oleh
REBIYYAH SALASAH
Β· 1 menit baca
Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, memasuki lapangan untuk bertanding melawan tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, pada laga final Indonesia Terbuka 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/6/2023). Anthony Ginting kalah 14-21 dan 13-21.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, memasuki lapangan untuk bertanding melawan tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, pada laga final Indonesia Terbuka 2023 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/6/2023). Anthony Ginting kalah 14-21 dan 13-21.

Lebih dari sekadar tempat penyelenggaraan Indonesia Terbuka, Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, menyimpan cerita dan kenangan yang memantik kerinduan pebulu tangkis dan penonton. Namun, tahun depan, mereka tak akan kembali ke Istora untuk acara yang sama. Kepindahan menjadi keniscayaan setelah bertahun-tahun Istora menanggung ”beban”.

Deninda Putri (28) ingat betul bagaimana riuhnya Istora ketika tunggal putra Indonesia, Simon Santoso, meraih tiket menuju final Indonesia Terbuka 2012 setelah menaklukkan wakil India, Kashyap Parupalli, 21-15, 21-12. Memori itu tersimpan bertahun-tahun lamanya dan kembali teringat ketika pada 2023, Deninda ke Istora untuk menyaksikan lagi Indonesia Terbuka.

Editor:
YULVIANUS HARJONO
Bagikan