logo Kompas.id
OlahragaGulat Itu Elegan, Bukan Asal...
Iklan

Gulat Itu Elegan, Bukan Asal Banting-bantingan

Gulat bukan ”smackdown” yang sengaja memamerkan aksi brutal. Gulat itu pertarungan fisik paling murni yang elegan, seperti diperlihatkan di SEA Games Kamboja.

Oleh
Kelvin Hianusa dari Phnom Penh, Kamboja
· 1 menit baca
Pegulat Indonesia, Mutiara Ayuningtias, berhadapan dengan wakil Thailand, Nadia Narin, dalam laga kelas 53 kilogram gaya bebas SEA Games 2023 di Chroy Changvar International Convention and Exhibition Center, Phnom Penh, Senin (15/5/2023). Mutiara menyapu bersih empat laga <i>round robin </i>untuk merebut emas.
KELVIN HIANUSA

Pegulat Indonesia, Mutiara Ayuningtias, berhadapan dengan wakil Thailand, Nadia Narin, dalam laga kelas 53 kilogram gaya bebas SEA Games 2023 di Chroy Changvar International Convention and Exhibition Center, Phnom Penh, Senin (15/5/2023). Mutiara menyapu bersih empat laga round robin untuk merebut emas.

Ketika mendengar kata gulat, yang terngiang adalah smackdown, acara olahraga hiburan yang menggabungkan unsur brutal dan penuh akan gimik. Nyatanya, cabang olahraga gulat jauh dari gestur-gestur tidak manusiawi tersebut.

Gulat adalah olahraga tertua sekaligus paling eksis. Olahraga bela diri itu sudah menjadi primadona sejak zaman Yunani dan Romawi kuno hingga tidak pernah absen dalam perhelatan Olimpiade modern. Dulu kala, para pegulat bertarung tanpa dibatasi waktu. Bisa satu jam, satu hari, sampai salah satu tidak bisa melanjutkan pertandingan lagi.

Editor:
YULVIANUS HARJONO
Bagikan