logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊTenis Beregu Putri Indonesia...
Iklan

Tenis Beregu Putri Indonesia Memecah Kebuntuan Belasan Tahun

Setelah belasan tahun tak pernah masuk final dan mendapatkan emas, akhirnya tim beregu putri Indonesia bisa memecah kebuntuan itu. Medali emas mereka dapat dan menjadi modal besar untuk medali emas lainnya.

Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO dari Phnom Penh, Kamboja
Β· 1 menit baca
Aldila Sutjiadi dan kapten tim putri Indonesia, Wynne Prakusya, protes terhadap keputusan wasit yang beberapa kali dinilai tidak menguntungkan Indonesia di sela-sela pertandingan tenis putri nomor beregu di Morodok Techo National Stadium, Kamboja, Selasa (9/5/2023).
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO

Aldila Sutjiadi dan kapten tim putri Indonesia, Wynne Prakusya, protes terhadap keputusan wasit yang beberapa kali dinilai tidak menguntungkan Indonesia di sela-sela pertandingan tenis putri nomor beregu di Morodok Techo National Stadium, Kamboja, Selasa (9/5/2023).

PHNOM PENH, KOMPAS β€” Sejarah ditoreh tim tenis Indonesia nomor beregu putri yang setelah 18 tahun lamanya tak pernah mendapatkan medali emas. Emas didapat dengan kerja keras tim putri Indonesia selama lebih kurang delapan jam pertandingan melawan tim Thailand. Kemenangan itu menjadi modal kebangkitan tim putri tenis Indonesia.

Indonesia terakhir kali mendapatkan emas pada SEA Games Filipina pada tahun 2005 di mana tim diperkuat oleh Wynne Prakusya, Romana Tedjakusuma, Ayu Fani Damayanti, dan Septi Mende. Sejak saat itu nomor beregu putri selalu gagal menyumbang emas. Kesempatan pertama pernah didapat saat SEA Games Jakarta Palembang 2011, tetapi Thailand menghadang Indonesia mendapatkan emas.

Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan