logo Kompas.id
โ€บ
Olahragaโ€บPerbedaan Jam Terbang Membuat ...
Iklan

Perbedaan Jam Terbang Membuat Indonesia Masih Tertinggal

Indonesia belum bisa berbuat banyak dalam hari pertama Piala Dunia Menembak ISSF 2023 di Jakarta. Para petembak "Merah Putih" butuh lebih banyak jam terbang untuk bisa mengimbangi para petembak elite dunia.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
ยท 1 menit baca
Petembak putri Indonesia, Masayyu Putri Fadillah, mengikuti kualifikasi nomor pertandingan senapan angin 10 meter putri pada hari pertama Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol ISSF 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu (28/1/2023). Masayyu hanya berada di urutan ke-35 dari 53 peserta. Dia dan empat petembak putri Indonesia lainnya gagal lolos ke putaran final nomor tersebut.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Petembak putri Indonesia, Masayyu Putri Fadillah, mengikuti kualifikasi nomor pertandingan senapan angin 10 meter putri pada hari pertama Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol ISSF 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu (28/1/2023). Masayyu hanya berada di urutan ke-35 dari 53 peserta. Dia dan empat petembak putri Indonesia lainnya gagal lolos ke putaran final nomor tersebut.

JAKARTA, KOMPAS โ€” Petembak putra dan putri Indonesia gagal lolos ke putaran final nomor pertandingan senapan angin 10 meter pada hari pertama Piala Dunia Menembak Senapan dan Pistol ISSF 2023 di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta, Sabtu (28/1/2023). Perbedaan jam terbang membuat kualitas petembak โ€Merah Putihโ€ masih tertinggal jauh dibandingkan para petembak elite dunia.

Secara postur tubuh, perlengkapan, dan teknik, kita tidak jauh berbeda dengan petembak luar. Hanya saja, kita kalah pengalaman.

Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan