logo Kompas.id
OlahragaTidak Digaji, Mengapa Jabatan ...
Iklan

Tidak Digaji, Mengapa Jabatan Ketua Umum PSSI Begitu “Seksi”?

Untuk kali pertama, menteri, selebritas, dan legenda sepak bola nasional, saling berlomba untuk menjadi pengurus baru PSSI. Padahal, jabatan itu tidak digaji. Lantas, apa yang dicari?

Oleh
YULVIANUS HARJONO
· 1 menit baca
CEO Rans Nusantara FC Raffi Ahmad (kanan) mendukung Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon Ketua Umum PSSI Periode 2023 - 2027 karena dinilai sebagai sosok yang memiliki nyali untuk membenahi sepak bola Indonesia.
ANTARA/HO - KEMENTERIAN BUMN

CEO Rans Nusantara FC Raffi Ahmad (kanan) mendukung Menteri BUMN Erick Thohir sebagai calon Ketua Umum PSSI Periode 2023 - 2027 karena dinilai sebagai sosok yang memiliki nyali untuk membenahi sepak bola Indonesia.

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah anomali di negeri ini. Selayaknya organisasi induk cabang olahraga nasional lainnya, jajaran pengurusnya tidak digaji sepeser pun. Sebaliknya, ketua umum dan jajarannya seyogyanya justru harus mengorbankan waktu, tenaga, bahkan biaya, untuk membesarkan organisasi itu.

Maka, pada umumnya, peralihan pengurus induk cabor di Tanah Air minim animo pendaftar dan nyaris tidak mendapatkan sorotan luas. Kondisi itu berbanding terbalik dengan PSSI. Hiruk-pikuk hampir selalu menyertai peralihan pengurus pusat induk sepak bola nasional itu, terutama sejak era reformasi pada awal 2000-an lalu.

Editor:
YULVIANUS HARJONO
Bagikan