logo Kompas.id
OlahragaMantra Penebusan Sang...
Iklan

Mantra Penebusan Sang ”Penyihir” Maroko, Hakim Ziyech

Penyerang sayap, Hakim Ziyech, menjalani jatuh-bangun kehidupan bersama timnas Maroko. Sempat terdepak, bahkan pensiun dini, sang "penyihir" tampil lebih kuat dan membawa tim "Singa Atlas" menembus semifinal Piala Dunia.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
· 1 menit baca
Pemain Portugal, Bernardo Silva (kanan), berebut bola dengan pemain Maroko, Hakim Ziyech, di babak perempat final Piala Dunia 2022 di Stadion Al Thumama, Qatar, Sabtu (10/12/2022). Portugal menang 1-0.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Pemain Portugal, Bernardo Silva (kanan), berebut bola dengan pemain Maroko, Hakim Ziyech, di babak perempat final Piala Dunia 2022 di Stadion Al Thumama, Qatar, Sabtu (10/12/2022). Portugal menang 1-0.

Awal Februari 2022, konflik dengan pelatih Maroko, Vahid Halilhodziz, berujung jatuhnya karier internasional Hakim Ziyech ke lembah terdalam. Ziyech pun memutuskan pensiun dini dari tim ”Singa Atlas”. Tujuh bulan berselang, nasib Ziyech berubah 180 derajat. Pemain berjuluk Sang ”Penyihir” itu kini menjadi mantra kunci keajaiban Maroko, tim yang sempat tidak diperhitungkan, menjadi salah satu semifinalis Piala Dunia Qatar 2022.

Tiga tahun lalu, Maroko asuhan Herve Renard sedang berusaha mematahkan kutukan di Piala Afrika. Sejak kalah 1-2 dari Tunisia dalam final Piala Afrika Tunisia 2004, Maroko hanya sekali lolos dari penyisihan grup, yaitu terhenti di perempat final Piala Afrika Gabon 2017. Pada enam edisi sebelumnya, mereka empat kali tersisih di fase grup (2006, 2008, 2012, dan 2013), sekali tidak lolos (2010), dan sekali didiskualifikasi (2015).

Editor:
YULVIANUS HARJONO
Bagikan