logo Kompas.id
OlahragaThe Analyst: ”Dua Wajah”...
Iklan

The Analyst: ”Dua Wajah” Perancis dan Kutukan Lama Menjadi Tantangan Deschamps

Perancis ibarat tim bermuka dua. Di satu sisi, mereka adalah tim menawan dengan segudang talenta mengagumkan. Namun, di sisi lain, mereka bak remaja labil. Persoalan non-teknis bisa menjadi badai buat mereka di Qatar.

Oleh
Ryan Benson
· 1 menit baca
Penyerang Perancis, Karim Benzema, merayakan golnya ke gawang Kazakhstan pada kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Parc des Princes, Paris, Perancis, Sabtu (13/11/2021). Sang peraih penghargaan pemain terbaik dunia Ballon dOr itu akan menjadi andalan Perancis untuk mempertahankan gelar juara di Qatar.
AP PHOTO/MICHEL EULER

Penyerang Perancis, Karim Benzema, merayakan golnya ke gawang Kazakhstan pada kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 di Stadion Parc des Princes, Paris, Perancis, Sabtu (13/11/2021). Sang peraih penghargaan pemain terbaik dunia Ballon dOr itu akan menjadi andalan Perancis untuk mempertahankan gelar juara di Qatar.

  • Pelatih Didier Deschamps punya ambisi besar menjadikan Perancis sebagai tim pertama setelah Brasil (pada 1962) yang mampu mempertahankan gelar. Namun, persiapan Les Bleus” masih jauh panggang dari api.
  • Dari daftar 25 pemain yang akan dibawa Deschamps ke Qatar, hanya dua gelandang yang setidaknya telah tujuh kali tampil membela Les Bleus. Mereka adalah Tchouameni (14 penampilan) dan Adrien Rabiot (29).
  • Absennya sejumlah pemain kunci, minimnya kohesi antarpemain, dan kontroversi di luar lapangan, dapat menciptakan badai besar bagi Les Bleus.

Status juara bertahan, pada kebanyakan turnamen, biasanya mencerminkan gengsi dan kualitas sebuah tim untuk kembali berjaya. Namun, tidak demikian halnya di Piala Dunia FIFA. Dalam setengah abad terakhir, status itu justru menjelma kutukan sekaligus beban.

Editor:
YULVIANUS HARJONO
Bagikan