Setia kendati Kalah
Perang atau sepak bola, mana yang lebih seram? Ukraina atau Kanjuruhan? Kata Pep Guardiola, tragedi Kanjuruhan sungguh gila, karena membuktikan ternyata sepak bola bisa lebih kejam daripada perang.
Dalam perang, korban bisa diantisipasi dan dievakuasi, kekerasan bisa dibawa ke meja perundingan. Tapi dalam peristiwa di Kanjuruhan, dalam sekejap kekerasan meledak tanpa bisa dibendung, lalu korban berjatuhan dan nyawa-nyawa melayang. Di Kanjuruhan, kekerasan menampakkan dirinya sebagai kekuatan buta dan irasional. Kekerasan itu bagaikan setan atau kekuatan gelap yang hanya menghendaki kehancuran dan kematian.
Sepak bola memang bermuka dua. Mungkin seperti numen atau numinous dalam pengertian filsuf Rudolp Otto. Di satu pihak, sepak bola itu fascinans, semacam misteri menarik dan menyenangkan, yang memberi rasa kebaikan, keindahan, kebahagiaan dan kepenuhan.