logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊSetia kendati Kalah
Iklan

Setia kendati Kalah

Perang atau sepak bola, mana yang lebih seram? Ukraina atau Kanjuruhan? Kata Pep Guardiola, tragedi Kanjuruhan sungguh gila, karena membuktikan ternyata sepak bola bisa lebih kejam daripada perang.

Oleh
Sindhunata
Β· 1 menit baca
Suporter dari sejumlah tim sepak bola melakukan doa bersama untuk mendoakan para korban tragedi Stadion Kanjuruhan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, DIY, Selasa (4/10/2022) malam. Tragedi tersebut menjadi momentum bagi para suporter sepak bola untuk mengakhiri rivalitas antar-pendukung kesebelasan yang selama ini sering terjadi.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Suporter dari sejumlah tim sepak bola melakukan doa bersama untuk mendoakan para korban tragedi Stadion Kanjuruhan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, DIY, Selasa (4/10/2022) malam. Tragedi tersebut menjadi momentum bagi para suporter sepak bola untuk mengakhiri rivalitas antar-pendukung kesebelasan yang selama ini sering terjadi.

Dalam perang, korban bisa diantisipasi dan dievakuasi, kekerasan bisa dibawa ke meja perundingan. Tapi dalam peristiwa di Kanjuruhan, dalam sekejap kekerasan meledak tanpa bisa dibendung, lalu korban berjatuhan dan nyawa-nyawa melayang. Di Kanjuruhan, kekerasan menampakkan dirinya sebagai kekuatan buta dan irasional. Kekerasan itu bagaikan setan atau kekuatan gelap yang hanya menghendaki kehancuran dan kematian.

Sepak bola memang bermuka dua. Mungkin seperti numen atau numinous dalam pengertian filsuf Rudolp Otto. Di satu pihak, sepak bola itu fascinans, semacam misteri menarik dan menyenangkan, yang memberi rasa kebaikan, keindahan, kebahagiaan dan kepenuhan.

Editor:
ADI PRINANTYO
Bagikan