logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊHarmonisasi Suporter dan Klub ...
Iklan

Harmonisasi Suporter dan Klub Kunci Mengantisipasi Kerusuhan

Tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur disebabkan beberapa faktor. Agar tidak terulang, hubungan antara suporter dan klub harus lebih harmonis dan sistem keselamatan stadion dibuat lebih baik.

Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
Β· 1 menit baca
Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Pudji Hartanto (tengah), dan Muhammad Dawam mengunjungi Stadion Kanjuruhan di Kepanjeng, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Kompolnas mendatangi Stadion Kanjuruhan untuk melakukan observasi lapangan terkait tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Pudji Hartanto (tengah), dan Muhammad Dawam mengunjungi Stadion Kanjuruhan di Kepanjeng, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022). Kompolnas mendatangi Stadion Kanjuruhan untuk melakukan observasi lapangan terkait tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang.

JAKARTA, KOMPAS – Tragedi sepak bola usai laga Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) yang menyebabkan 130 orang meninggal dunia patut menjadi pelajaran berharga untuk suporter dan klub. Harmonisasi antara suporter dan klub adalah kunci untuk mengantisipasi potensi kerusuhan. Suporter yang memiliki hubungan baik dengan klubnya pasti tidak ingin merugikan klub kesayangannya dengan perilaku yang melanggar aturan.

Penggemar sepak bola asal Jakarta Mario Akbar (42) saat ditemui, Selasa (4/10/2022), mengatakan, umumnya, motivasi suporter turun ke lapangan karena ingin meluapkan emosi positif ataupun negatif. Suporter yang terbawa euforia kemenangan biasanya turun ke lapangan untuk mengucapkan selamat langsung kepada pemain atau pelatih. Sebaliknya, suporter yang terbawa suasana kekalahan biasanya turun ke lapangan untuk menyampaikan kritikan kepada pemain, pelatih, ataupun manajemen klub.

Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan