logo Kompas.id
β€Ί
Olahragaβ€ΊUntaian Doa dan Seribu Lilin...
Iklan

Untaian Doa dan Seribu Lilin Panser Biru untuk Aremania

Ungkapan duka terharap tragedi di anjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam datang dari suporter Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang, Jawa Tengah. Doa bersama dan penyalaan lilin sebagai tanda duka.

Oleh
KRISTI DWI UTAMI
Β· 1 menit baca
Poster ungkapan duka dari suporter PSIS Semarang saat menggelar aksi solidaritas bagi suporter yang meninggal saat insiden Stadion Kanjuruhan Malang di Stadion Jaridiri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/10/2022). Mereka menggelar doa bersama dan menyalakan lilin bagi meninggalnya suporter saat terjadinya kerusungan pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu lalu. Kerusuhan tersebut dipicu polisi menghalau suporter turun ke lapangan dan kepanikan penonton dengan saling berdesakan setelah penembakan gas air mata.
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Poster ungkapan duka dari suporter PSIS Semarang saat menggelar aksi solidaritas bagi suporter yang meninggal saat insiden Stadion Kanjuruhan Malang di Stadion Jaridiri, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/10/2022). Mereka menggelar doa bersama dan menyalakan lilin bagi meninggalnya suporter saat terjadinya kerusungan pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu lalu. Kerusuhan tersebut dipicu polisi menghalau suporter turun ke lapangan dan kepanikan penonton dengan saling berdesakan setelah penembakan gas air mata.

SEMARANG, KOMPAS β€” Ribuan pendukung klub Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang, Jawa Tengah menggelar doa bersama dan penyalaan lilin tanda duka untuk para korban dalam tragedi Kanjuruhan. Mereka berdoa, tragedi yang menewaskan ratusan orang tersebut menjadi yang terakhir di dunia sepak bola.

Panser Biru, sebutan untuk pendukung Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang (PSIS) mulai mendatangi Stadion Jatidiri di Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Minggu (2/10/2022) pukul 19.00. Mereka datang dengan memakai atribut PSIS seperti kaos, jersye dan syal. Tangan-tangan mereka juga menenteng lilin.

Editor:
WISNU AJI DEWABRATA
Bagikan